Khitanan massal diselenggarakan Pendopo Tumaritis. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM - Bakti sosial khitanan massal yang digelar bukan sekadar kegiatan medis, tapi simbol indah keberagaman, kepedulian sosial, dan kemerdekaan dirayakan bersama-sama dengan hati terbuka untuk siapa pun.
Hal tersebut diungkapkan panitia penyelenggaraan Tulus Budiyono, kepada wartawan, di tengah-tengah pelaksanaan khitanan massal dalam rangka memperingati dan menyambut hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI yang ke-80 tahun.
"Ya! Semoga bermanfaat dan menjadi amal ibadah," katanya.
Tulus juga mengatakan bakti sosial saat ini terbuka untuk semua kalangan. Bahkan, salah satu peserta yang ikut dikhitan adalah anak non muslim ada juga.
"Kami ingin kegiatan ini menjadi ruang berbagi kebahagiaan untuk semua," ucapnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan tanpa melihat perbedaan agama karena nilai kemanusiaan dan kebersamaan tanpa sekat yang penuh berkah.
"Khitanan massal ini sudah menjadi tradisi tahunan rutin berkelanjutan," ujar Tulus.
Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya menggandeng delapan tim medis dari Bogor, dibantu oleh dua dokter, termasuk anak Tulus sendiri yang turut terlibat secara langsung sebagai tenaga medis.
"Selain untuk membantu keluarga yang membutuhkan tentunya," jelasnya.
Diketahui, sebanyak 75 anak dari berbagai latar belakang agama ikut disunat sebagai bagian dari perayaan HUT RI ke-80 dengan semangat kebersamaan dan kemanusiaan.
"Nah! Sebagai wujud nyata semangat berbagi dan persaudaraan lintas agama," kata Tulus.
Ia menambahkan sunatan massal ini juga sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada semangat perjuangan para pahlawan juga karena membahagiakan sesama berbuat baik itu cara mengisi kemerdekaan.
"Sangat terasa tidak dipungkiri memberi itu tenangkan hati ibarat matahari yang menyinari bumi," tutup Tulus. (Red/*)