Notification

×

Iklan

Iklan

Melambung Harga Beras, Begini yang Disoroti Mahasiswa Geruduk Perum Bulog Cianjur

9/12/2023 | 14:08 WIB Last Updated 2023-09-12T16:00:24Z
Massa unras HIMAT saat aksi di Perum Bulog Cianjur. (Foto: SignalCianjur)

SIGNALCIANJUR.COM- Meningkatnya beban masyarakat akibat harga beras yang terus melambung adalah buah kesalahan tata kelola bahan pangan pokok.

Hal tersebut diungkapkan koordinator lapangan (Korlap) Himpunan Mahasiswa Tjiandjur (HIMAT), Alief, saat unjuk rasa (Unras) di Kantor Bulog Sub Divre Cianjur, Jala. Dr Muwardi, Selasa (12/9/2023).

"Nah! Sistem distribusi beras yang dijalankan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog Cianjur sebagai "tangan pemerintah" untuk menstabilkan harga berisiko diduga dimainkan para mafia peminat," tegasnya .

Masih ujarnya, harga beras terus melambung naik 6,23 persen sepanjang 2022. Dan, harga beras medium pun lebih tinggi 2,73 persen dibanding pada Desember 2022, menjadi Rp 11.300 per kilogram. 

"Harga itu sudah kelewat mahal," ujar Alief

Lebih lanjut ia memaparkan, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium—yang dikonsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah—Rp 9.450 per kilogram.

"Ilmu ekonomi dasar menunjukkan kenaikan harga tersebut terjadi akibat rendahnya tingkat ketersediaan.

Hal sama menurut Alief, cadangan beras pemerintah cuma 680 ribu ton, separuh dari batas aman 1.200 ton, Lonjakan harga ini memunculkan pertanyaan bagi kami mengenai peran Perum Bulog Kabupaten Cianjur, sebagai pengelola persediaan dan distribusi serta pengendali harga beras. 

"Apalagi harga sudah lama mulai merangkak naik," ujar dia.


Sementara, soal kenaikan harga beras Himpunan mahasiswa Tjiandjur (HIMAT) menyoroti dengan indikasi (dugaan) hasil temuan advokasi ke lapangan meuntut diantaranya usut tuntas indikasi gratifikasi, segera lakukan operasi pasar, sanksi para oknum yang memberikan pasokan beras ke PT yang tidak sesuai syarat, segera ganti pimpinan Perum Bulog Cabang Cianjur. Dan, usut tuntas PT yang tidak sesuai komitmen pembelian/penyerapan.

Terakhir Alief menambahkan yaitu sejak Agustus 2022. Saat itu satu kilogram beras medium masih bisa dibawa pulang dengan uang Rp 8.300, sampai sekarang 2023 bulan september harga beras melonjak tinggi derastis masyarakat mendapatkan harga Rp 11.000 itupun beras yang sangat jelek.

"Salah satu mekanisme pengendalian harga adalah operasi pasar," tutup dia. (Red)






×
Berita Terbaru Update