Notification

×

Iklan

Iklan

Pelepasan Harimau Sumatera, Direktur KKH KLHK: Upaya Pelestarian Satwa di Indonesia

3/15/2021 | 06:29 WIB Last Updated 2021-03-14T23:42:09Z
Pelepasliaran, terlihat Suro sangat bersemangat kembali ke habitat alami. (Foto: Humas KLHK) 


SIGNALCIANJUR.com/JAKARTA- Seekor harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) jantan, diberi nama Suro, kembali ke habitat alaminya di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK Indra Exploitasia mengatakan, pelepasliaran Suro, Sabtu (13/3/2021), berusia sekitar 5-6 tahun, dan berat badan kurang lebih 100 kilogram ini menambah populasi harimau Sumatera di alam.

"Proses pelepasliaran terlihat Suro sangat bersemangat dapat kembali ke habitat alaminya," katanya, kepada insan media, Senin (15/3/2021)

Saat pintu kandang terbuka, Indra menyampaikan, Suro langsung meneruskan perjalanannya menuju ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. 

Kegiatan pelepasliaran ini melibatkan tim gabungan terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, Direktorat KKH, Bupati Gayo Lues, Tiger Project UNDP, Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP), Forum Konservasi Leuser (FKL), dan Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan.

Indra menuturkan, atas nama KLHK menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak telah mendukung pelepasliaran, merupakan bentuk kolaborasi multipihak dalam upaya pelestarian Harimau Sumatera. 

"Melalui UPT Direktorat Jenderal KSDAE, kami terus melakukan upaya mitigasi dan penanganan konflik satwa liar di seluruh wilayah kerjanya," ujarnya.

Masih ujarnya, termasuk pelibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam mendukung konservasi satwa liar. Terima kasih sangat mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues.

"Khususnya Bupati Gayo Lues telah mendukung upaya pelepasliaran Harimau Sumatera Suro," ucap Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK ini.

Harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae) merupakan salah satu jenis satwa liar dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018. Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, harimau Sumatera berstatus Critically Endangered atau spesies terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar. 

Sementara itu, Bupati Gayo Lues Muhammad Amru mengapresiasi upaya konservasi harimau Sumatera dilakukan oleh KLHK. Khususnya BBTNGL dan BKSDA Aceh, terlebih dalam upaya menjaga dan mempertahankan populasi harimau Sumatera yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

"Menghimbau agar masyarakat tinggal di sekitar kawasan. Dan juga merupakan habitat harimau Sumatera untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam," pintanya.

Sambungnya, khususnya satwa liar harimau Sumatera dengan cara tidak memasang jerat, racun dan perburuan.

"Hal itu akan menyebabkan kematian satwa liar yang dilindungi," pungkas Bupati Gayo Lues .

Sebelumnya, harimau Sumatera Suro dievakuasi melalui perangkap jebak (box trap) akibat berkonflik di Desa Pangkalan Sulampi, Kecamatan Suro Makmur, Kabupaten Aceh Singkil. 

Selanjutnya, harimau Sumatera Suro dititipkan sementara ke Balai Besar KSDA Sumatera Utara di Lembaga Konservasi Barumun Nagari Wildlife Sanctuary, Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara, untuk memberikan kenyamanan serta guna dilakukan observasi lebih jauh oleh Tim medis BKSDA Aceh, FKL, BBKSDA Sumatera Utara, dan Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan.

"Sambil menunggu kajian kelayakan lokasi pelepasliaran yang sedang dilakukan oleh tim," jelas Gayo.
 
Masih paparnya, pelepasliaran ke salah satu tempat di wilayah Taman Nasional Gunung Leuser dipilih berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Tim, yang terdiri dari BBTNGL, WCS-IP, FKL dan masukan para pihak memiliki keahlian teknis tentang harimau Sumatera.

"Ya, antara lain dengan mempertimbangkan kajian populasi, keberadaan satwa mangsa dan ancaman," tambah Gayo.

Terakhir, Bupati Gayo Lues Muhammad Amru menambahkan, di sekitar lokasi yang menjadi tempat pelepasliaran telah dilakukan operasi sapu jerat oleh tim BBTNGL. 

"Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi dan meminimalisir ancaman khususnya jerat," tandasnya.(*/Red)

×
Berita Terbaru Update