Notification

×

Iklan

Iklan

Eksploitasi Gunung Galunggung, Ketua Umum Mazolat: Bukan Masalah Lokal Tapi Global

3/11/2021 | 14:32 WIB Last Updated 2021-03-12T03:18:55Z
Ketua Umum Majelis Dzikir dan Sholawat (Mazolat) Pilar Jagat Aa Fawaid Abdul Qudus. (Foto: Istimewa)

SIGNALCIANJUR.com/TASIK- Menuai penolakan warga Jawa Barat, mengenai kerusakan alam (eksploitasi) akibat kegiatan tambang di Leuweung Keusik Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua Umum Majelis Dzikir dan Sholawat (Mazolat) Pilar Jagat Aa Fawaid Abdul Qudus mengatakan, masalah Gunung Galunggung bukan hanya masalah Tasikmalaya saja atau hanya masalah lokal.

"Tapi ini menjadi bagian dari masalah masyarakat Jawa Barat secara global. Terkait eksploitasi alam saat ini ramai sangat memprihatinkan," keluhnya, kepada insan media, Kamis (11/3/2021).

Kyai muda di Cianjur ini mengungkapkan, mewakili beberapa elemen masyarakat bahkan siap bergerak bersatu dengan wilayah lain ada di Jawa Barat. Baik itu dengan warga Sukabumi, Garut, Sumedang, Subang dan lain menolak keras adanya eksploitasi alam.

"Kami mendesak dengan sangat serius upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk segera menutup dan jangan mengizinkan salah satu CV buka galian tambang," tegas Aa Fawaid.

Masih ujarnya, karena kebijakannya ada di pak Gubernur Jabar. Makanya, sekali lagi minta dan mohon untuk menutup izinnya. Dimana dari mulai izinnya pun, ada beberapa proses pemalsuan tanda tangan dan lain-lain.

"Nah, ini sangat memprihatinkan sekali. Seandainya tidak secepat yang mencabut izin, kami siap untuk melakukan apa saja secara diplomatik," 

Ketua Mazolat Pilar Jagat menyambungkan, secepatnya harus bisa menyelesaikan beberapa masalah yang akan mengakibatkan bahaya. Seandainya dibiarkan akan berdampak luar biasa, sebagai dinding ari Gunung Galunggung yang menahan letusan lahar. Apalagi masyarakat sekitar gunung Galunggung sendiri akan merasakan dampaknya.

"Kami menyatukan suara dan persepsi, karena ini masalah regional. Bahkan nasional bukan lokal lagi imbasnya," terangnya.

Banyak bencana terjadi saat ini, mungkin diduga kurangnya Pemprov Jawa Barat memperhatikan atau pengawasan tambang-tambang ilegal. Semestinya tidak boleh ditambang justru dikeluarkan izinnya, bahkan banyak tidak memiliki izin. 

"Nah, ini sangat merusak tata cagar budaya. Kemudian tata kelola alam yang sangat harus ditertibkan secepatnya," bilang Aa Fawaid.

Ia menambahkan, terjadi banjir dimana-mana, lalu resapan air yang tidak stabil. Hal ini mengakibatkan musibah-musibah yang terus bergejolak, khususnya di Jawa Barat. Penekanan ini sangat serius, dan mohon ada langkah solusi terbaik.

"Meminta dan mudah-mudahan pak Gubernur secepatnya tanpa basa-basi bisa menutup aktivitas galian tambang tersebut," tutup Ketua Mazolat Pilar Jagat.(*/Red)

×
Berita Terbaru Update