![]() |
Sekdis BPBD Cianjur, H. Irvan Sofyan, (Foto: Rdk/SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.com- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur menyebutkan, dilihat dari data deretan kejadian tahun 2020, bahwa paling banyak bencana tanah longsor dan pergerakan tanah.
"Wilayah Cianjur ini letak geografis berbukit-bukit, otomatis banyak bencana longsor," kata Kepala melalui Sekertaris BPBD Kabupaten Cianjur, H. Irvan Sofyan, Kamis (31/12/2020).
Ia menghimbau kepada warga masyarakat Cianjur, juga luar daerah pada umumnya. Berhati-hati dan lebih waspada. Karena akhir Desember 2020 saat ini musim hujan, ketika sedang di luar berkendaraan lebih baik menghindar dulu.
"Jauhi saat hujan angin di bawah tebing-tebing atau di pohon-pohon besar," ujar Irvan.
Dedi mengatakan, cari tempat yang lebih aman, kemudian juga jangan buang sampah dan jangan tebang pohon sembarangan. Masyarakat harus pro aktif, misalnya tanaman pohon yang keras-kera.
"Ya, untuk antisipasi atau meminimalisir terjadi longsor," ujarnya.
Sementara, masih ujar Irvan, berdasarkan data lebih banyak di tahun ini, kenapa alasannya. Karena punya Relawan Tangguh Bencana (Retana) di Cianjur ada sekitar 1.832 orang. Dan, tolong ini benar-benar disorotinya.
Karena apa, lanjutnya, berarti data perencanaan bahkan sampai ke kampung langsung masuk laporan diterima ke BPBD Cianjur.
"Jadi jauh dengan tahun 2019. Tahun ini paling banyak masuk laporan bencana alam," bilang Sekertaris BPBD Cianjur.
Irvan menyambungkan, sebelumnya belum punya Retana, jadi data tidak masuk. Ada laporan juga itu banyak, namum data-data tidak sama.
"Karena kami kurangnya informasi pendataan di tahun sebelumnya," terangnya.
Sekdis BPBD Kabupaten Cianjur menambahkan, Retana di setiap Pemerintah Desa (Pemdes) sedikit ada lima orang masuk ke semua kampung. Bencana setiap kampung masuk informasi ke BPD, sehingga apa namanya lebih banyak. Namun, perlu dipahami juga kebencanaan jauh lebih baik daripada sekarang.
"Intinya saat ini lebih baik dan lebih cepat informasinya data diterima," pungkasnya.(Rdk)