Kapus Bojongpicung Heni, didampingi dr Rita, (Foto: Rdk/SignalCianjur)
SIGNALCIANJUR.com- Penggunaan Rapid Diagnostic Test (RDT) di lingkungan Puskesmas Bojongpicung, Kabupaten Cianjur mencapai sekitar 846 orang.
Kepala Puskesmas (Kapus) Bojongpicung Heni Supenti mengatakan, tes diagnostik cepat (RDT) memeriksa sampel darah seseorang yang diambil dari ujung jari.
"RDT ini untuk mendeteksi timbulnya antibodi seseorang terhadap virus SARS-CoV-2 dalam sampel darah diperiksa," katanya kepada SignalCianjur.com.Jumat (18/12/2020).
Ia menyampaikan, dari 846 sekian itu, ada beberapa terkonfirmasi reaktif yaitu petugas KPPS, kemudian karyawan puskesmas barangkali yang kemarin sudah diisolasi mandiri.
"Lima orang itu sudah diisolasi mandiri," katanya, didampingi dr Rita Juniar.
Kapus Bojongpicung mengungkapkan, kemudian petugas KPPS itu ada sekitar tiga orang. Tapi begitu swab tes itu negatif, tapi kalau untuk beberapa dirawat di RSUD Cianjur pasien suspek kemudian meninggal ada.
"Nah, itu salah satunya warga Desa Hegarmanah satu orang, dan satu di Desa Neglasari itu pun hanya numpang dikebumikan di sini," paparnya.
Masih ujar Heni, hanya numpang satu orang, sesuai standar Covid-19, di Desa Neglasari, tapi orang Kecamatan Cianjur. Dan, itu cuman kebetulan keluarganya di sini. Jadi sementara ini belum ada lagi wilayah kerja puskesmas yang positif, dari jumlah RDT diangka 840 sekian, tidak ada yang positif dan reaktif.
"Saat ini belum ada lagii yang swab tes reaktif positif Covid-19," terangnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat di masa pandemi Covid-19 saat ini. Karena virus ini belum berlalu, dan entah sampai kapan.
"Selalu mengingatkan tak bosan kepada masyarakat, jaga kondisi tubuh dan makanan bergizi," ajak Heni.
Kapus Bojongpicung menyambungkan, patuhi protokol kesehatan (Prokes) dengan cara disipilin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M). Biasakan menggunakan masker itu jangan takut oleh polisi, jangan takut oleh gubernur dan lainnya.
"Tapi harus takut oleh diri sendiri. Karena itu untuk perlindungan diri kita," bilangnya.
Terakhir, Heni menambahkan, kepada masyarakat bukan karena takut dengan siapapun, misalnya karena ada razia gabungan. Kalau pun ada dari beberapa masalah terkonfirmasi positif Covid-19, itu jangan takut untuk isolasi. Sayangilah keluarga di rumah, jadi silakan melaksanakannya bila atau kalau ada keluhan.
"Isolasinya di Rumah Sakit (RS), tapi kalau tidak ada keluhan isolasinya diikuti aturan yang ada jangan menolak kasihan keluarga di rumah," pungkasnya.(Rdk)