![]() |
Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian. (Foto: SignalCianjur) |
Hal tersebut diungkapkan Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).
"Sekitar 80 persen wilayah Cianjur sebenarnya tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal karena kondisi tanahnya labil dan rawan bencana," katanya.
Bupati Wahyu menyampaikan bila hujan selama dua jam saja, potensi longsor sudah muncul. Kondisi ini diperparah dengan adanya bangunan yang berdiri tanpa izin di kawasan rawan.
"Cianjur memiliki potensi bencana alam yang cukup besar," ujarnya.
Hal sama diungkapkan dia, mulai dari aktivitas gunung berapi, gempa bumi, hingga pergeseran tanah. Maka itu, kegiatan seperti NGAJAGI 2025 dinilai sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran dan kesiapsiagaan.
"Upaya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar," ajak Bupati Wahyu.
Diutarakan dia lebih lanjut, atas nama pribadi dan pemerintah Cianjur, dirinya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada keluarga besar Muhammadiyah dan MDMC yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut.
"Sinergi antara pemerintah, BPBD, dan MDMC, masyarakat yang terdampak bencana dapat semakin terbantu," tutur Bupati Wahyu.
Diketahui, sebelumnya telah membuka kegiatan (Ngajalin Kabersamaan, Ngabina Katangguhan Siaga Bencana jeung Ngajaga Leuweung ku Jalan Nyusur jeung Kemping (NGAJAGI) 2025 diselenggarakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Cianjur bekerja sama dengan Forum Silaturahmi Mahasiswa Pemuda Indonesia (Formapi), di gedung KPUD Cianjur, Sabtu (4/10/2025) lalu. (Red/*)
Bupati Wahyu pesan kepada seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan dengan tertib, menjaga kebersihan, serta memperhatikan kesehatan selama kegiatan berlangsung. Tentu membutuhkan kekuatan fisik, mental, dan pikiran baik. Semoga membawa manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan Kabupaten Cianjur.
"Titip selalu jaga alam di Cianjur secara kontinyu untuk masa depan anak-anak kita," tandasnya. (Red/*)