Awak media tergantung PWI dan IJTI Cianjur aksi solidaritas damai. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Awak media yang tergantung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cianjur, baik media online, cetak dan elektronik (TV) turun ke jalan unjuk rasa (Unras) aksi solidaritas damai, di Lampu Gentur, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Jumat (22/8/2025).
Diketahui, aksi solidaritas tersebut mengecam keras terhadap tindakan kekerasan yang dialami wartawan di Serang, Banten, insiden terjadi beberapa hari lalu.
Ketua PWI Cianjur, Moch Ikhsan menilai kekerasan yang terjadi terhadap teman di Serang, Banten dan di daerah lainnya, itu seperti binatang, dipukul dan tindakan anarkis lainnya.
"Nah! Itu suatu perbuatan yang biadab," tegasya.
Ia meminta bahwa Presiden Prabowo Subianto agar kekerasan terhadap wartawan bisa diperhatikan yang serius. Dan, dihukum seberat-beratnya karena ini menjadi pembelajaran untuk semua.
"Ini harus yang terakhir kalinya jangan sampai terus berulang-ulang insiden ini terjadi," kata Moch Ikhsan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan wartawan mendapat kekerasan apakah harus dibiarkan, tidak hanya itu nanti khawatir suatu waktu nanti akan dibunuh.
"Seperti di Medan tewas. Kita merasa prihatin tentunya," ujar Ikhsan.
Masih ujarnya, para jurnalis di Cianjur bila perlu akan menggelar aksi terus kalau memang kasus ini tidak digubris secara serius oleh pihak kepolisian dan juga tidak mendapat perhatian.
"Mohon kepada pak Presiden Prabowo yang kami hormati usut tuntas kekerasan terhadap wartawan," harap Ikhsan.
Ketua PWI Cianjur juga menilai aksi tidak wajar atau kekerasan dialami wartawan, hal itu suatu tindakan biadab yang tidak bisa ditoleransi lagi.
"Usut tuntas meminta kepada aparat penegak hukum (APH)," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua IJTI Korda Cianjur, Rendra Gozali mengatakan tidak ingin peristiwa ini hanya menjadi catatan kasus tanpa penyelesaian yang berarti.
"Presiden harus hadir memberi perhatian, dan Polri wajib menindak tegas para pelaku," katanya.
Ia juga menilai kekerasan menimpa wartawan di Serang telah mencederai pilar demokrasi. Wartawan bagian penting dalam menjaga keterbukaan informasi publik.
"Sehingga segala bentuk intimidasi maupun kekerasan, baik fisik maupun nonfisik, tidak bisa dibiarkan," tegas Rendra.
Menurutnya, insiden di Serang, Banten merupakan preseden buruk kebebasan pers di Indonesia. IJTI dan PWI Cianjur menyuarakan kekecewaan dan mengecam keras sikap dilakukan oknum terhadap wartawan.
"Intinya mendesak APH untuk mengusut tuntas kasus ini dan mengadili pelaku," tutup Ketua IJTI Korda Cianjur. (Red/*)