Para sopir truk engkel audensi di ruangan Wakil Ketua DPRD Cianjur Susilawati. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Para sopir truk engkel menjerit mengadu kepada DPRD Kabupaten Cianjur, Jawa Barat minta normalisasi soal harga yang melampaui batas alias naik drastis, dan antarin panjang karena stok terbatas, Rabu (25/6/2025).
Diketahui, para sopir truk engkel tersebut diterima dengan baik untuk beraudensi di ruangan Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PDI-P Kabupaten Cianjur, menyampaikan aspirasinya.
Ketua Umum Forum Bersaudara Engkel Kabupaten Cianjur Nedy mengeluhkan dengan kenaikan harga pasir yang membebani para sopir truk engkel saat ini, sehingga meminta bantuan kepada anggota DPRD untuk bisa memfasilitasi normal kembali.
"Ya! Artinya jangan terlalu mahal harga pasir. Sehingga tidak ada pendapatan untuk keluarga kami," katanya usai audensi dengan Wakil Ketua DPRD Cianjur.
Lebih lanjut ia menyampaikan aspirasi diterima dengan baik oleh perwakilan dari DPRD Cianjur, akan difasilitasi untuk dimusyawarahkan terlebih dahulu.
"Mudah-mudahan ada jalan keluar atau solusi terbaik," harap Nedy.
Kenaikan harga, diungkapkan dia, harga naik terus kini di angka Rp 400 ribu lebih yang sebelumnya hanya sekitar Rp 300 ribu lebih harganya.
"Intinya saat ini naik terus secara bertahap dari mulai Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. Makanya kami minta normalisasi mengadu kepada DPRD Cianjur," bener Nedy.
Ia menginginkan harga bisa stabil kembali seperti dulu jangan sampai perlahan merangkak naik, kalau dikisaran Rp 350 ribu atau Rp 360 ribu per engkel bisa terpenuhi untuk kebutuhan sehari-hari dan keluarga di rumah.
"Bahkan yang beli itu antrian juga saat ini banyak dari luar daerah juga seperti Bogor, Sukabumi dan lainnya," tutup Nedy.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Susilawati mengatakan menerima audensi atau pengaduan dari para sopir truk engkel tergabung Forum Bersaudara Engkel Cianjur yang mana ada beberapa hal menjadi keluhan yaitu soal tidak stabil harga, misalnya pagi Rp 370 ribu lalu jam berikutnya naik lagi Rp 390 ribu pasir.
"Ada ketidakseragaman harga di beberapa tempat atau lokasi penjualan pasir," katanya.
Hal sama dijelaskan Susilawati, banyaknya mobil besar yang luar daerah Cianjur merasa para sopir truk engkel tidak kebagian beli pasir, jadi sudah mengambil duluan.
"Jadi kebutuhan konsumen di Cianjur yang notabenenya pembangunan terhambat," jelasnya.
Ia menyampaikan kemudian lama antrian para sopir truk engkel sampai menunggu dua hari dua malam karena stok terbatas. Nah! Dari beberapa hal tersebut menuntut intinya soal normalisasi harga pasir bisa tidak naik signifikan, supaya bisa sama, dan normal kembali.
"Ya! Sebab sebagai kebutuhan mereka sebagai tulang punggung keluarga," tandas Wakil Ketua DPRD Cianjur. (Red/*)