Ilustrasi pengeroyokan seorang jurnali di Cianjur. (Foto: Istimewa) |
SIGNALCIANJUR.COM- YD (40) seorang jurnalis media online datang bersama temannya di Kampung Lemburtengah RT 3/8 Desa Cisarandi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sudah mempunyai firasat gak enak (perasaan) terhadap sang anak, Selasa (23/7/2024) lalu.
Saat melihat isi pesan chat WA anaknya yang mempunyai hubungan dengan Dena alias DD (45) yang berprofesi sebagai penjaga sekolah di SDN Cisarandi 3 Warungkondang Cianjur sempat dinasehati.
Adanya informasi diterima, YD langsung menjumpai sang pacar anaknya, karena sempat isi chat WA terlihat ada hubungan khusus (berpacaran) yang lebih dewasa.
Kemudian, merasa kesal sudah dipermainkan YD (ayah) berhasil berbincang di ruangan kantor sekolah tempat dimana ia bekerja. Dan, permasalahan menyangkut privasi dan aib, saat itu YD mengajak ngobrol untuk pindah ke rumah sang nenek agar bisa leluasa.
Sesampainya tiba di rumah sang nenek YD sempat memperingatkan DD agar menjauhi anak perempuannya karena anaknya yang masih di bawah umur untuk tidak pokus berpacaran.
Namun, hal sama diungkapkan dia, dalam obrolan tersebut neneknya sempat mencela seolah-olah membela DD (pacarnya).
Menurut YD mengatakan, Bahwa sejauh ini orang tua DD tidak tahu peristiwa yang sebenarnya terjadi, dan tiba-tiba munculah anak bungsu dari kamar mandi serta membandingkan handuk ke lantai, yang mengacu terjadinya percekcokan.
"Nah! Tidak lama datanglah seorang tokoh masyarakat agar saya secepatnya untuk pulang saja," ujar dia.
YD bercerita yang langsung bergegas pulang sambil menggerutu berjalan keluar gang, tiba-tiba langsung dihadang beberapa orang kurang lebih ada 15 orang.
"Tanpa ada kata salah satu orang langsung memukul wajah disusul dengan teman lainnya," papar dia.
Hal sama diutarakan dia, pelaku pemukulan saat itu tidak hanya menggunakan tangan kosong saja, beberapa temannya ada juga yang memegang botol syrup, bambu dan ada menggunakan helm.
"Nah! Atas kejadian tersebut YD mengalami pendarahan di bagian telinga sobek, pelipis mata dan juga luka lebam pada bagian mata," akunya.
Terakhir, dirinya tidak tahu kenapa warga menghakimi dirinya, padahal hanya menyelesaikan masalah pribadi dan bukan melakukan tindakan kriminal.
"Tetapi saya tiba-tiba warga menghakimi," pungkasnya. (Red)