![]() |
| Universitas Suryakancana (Unsur) Kabupaten Cianjur. (Foto: Istimewa) |
SIGNAL // CIANJUR- Sudah menjadi cita-cita bersama, bahwa pendidikan di Indonesia harus bercirikan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Jenderal lapangan (Jenlap) Aliansi Mahasiswa Unsur Bersatu (AMUB) Alief Irfan, kepada insan media melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (15/7/2023).
"Namun jika kita berkaca pada kenyataan terjadi hari ini. Apakah mungkin kesetaraan dan keadilan itu dapat terwujud di dalam dunia pendidikan khususnya di Cianjur dan umumnya di indonesia," katanya.
Masih ujarnya, bangsa ini sudah pernah menanggalkan feodalisme dan kolonialisme serta membangun kesadaran akan kemerdekaan. Hal itu berlaku juga terhadap dunia pendidikan, upaya tersebut seharusnya dapat membawa dunia pendidikan ke arah lebih humanis.
"Sehingga watak kemunafikan, feodal, dan jiwa yang lemah dapat sirna dan membawa keadilan serta kesetaraan," ujar Alief.
Hal sama masih kata bilang Alief, pendidikan pada dasarnya memiliki tugas untuk membangun akal sehat dan berpikir kritis, kejujuran dan keobjektivan menjadi landasan demi tercapai kata akademik yang sesungguhnya.
"Kita pertanyakan kembali mengapa pihak birokrasi kampus sering tidak pernah mau berdialog secara terbuka ketika para mahasiswanya mempertanyakan tentang suatu hal," sebutnya.
Alih-alih untuk menjumpai, Alief menambahkan, justru surat cinta (surat panggilan) dilayangkan kepada setiap mahasiswa melakukan protes, dari sini saja bisa melihat ada satu hal membuat para birokrasi takut untuk menjumpai dan berdialog secara terbuka.
"Apakah yang membuat mereka takut? Biar itu menjadi pertanyaan bagi kita semua," tandasnya.
Terpisah, seperti sebelumnya diungkapkan anggota Pembina Yayasan Pendidikan Universitas Suryakancana Cianjur, Firman Mulyadi mengatakan, dirinya tidak melihat ke partainya. Dia juga alumni, ke personelnya dan memang ketua itu orang punya akses kekuasaan biar pembangunan lancar.
"Misal kalau ketua yayasan tidak bisa akses san kekuasaan mau membangun dari mana pak," katanya, saat ditemui langsung ditemui insan media, Jumat (7/7/2023).
Mau uang sendiri, lebih lanjut Firman mengungkapkan, untuk membangun, Firman menyebutkan, kan gak mungkin bisa punya uang miliaran begitu. Apakah akses terhadap pemerintah daerah (Pemda), pemprov atau APBN.
"Kan yang harus dicari ketua itu. Artinya, bisa mencari uang untuk membangun ," ujarnya.
Masih jelas Firman, Kalau ahli itu rektor, dekan. Nah itu jelas, lebih dari itu bebernya, tapi ketua yayasan yang penting punya jaringan ke atas, baik itu melalui APBN, APBD provinsi, dma APBD.
"Harus realistis dan coba main ke Unsur Cianjur. Kalau kita bicara negeri, infrastruktur harus disiapkan," pungkasnya. (Red)



