 |
| Warga Warungkiara, Desa Sukamaju, Cianjur, Jawa Barat saat sungkeman ucapan selamat hadiri walimatussafar haji dengan keluarga H. Cahya. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM - Setiap tahun umat Islam mendambakan dirinya pergi ke Tanah Suci (Makkah) untuk menunaikan ibadah haji, bahkan dari berbagai negara di dunia hendak ingin diri melaksanakannya.
Seperti halnya, keluarga besar H. Cahya M Nuh menggelar "Walimatussafar" mengundang sebagai tradisi ini biasanya dihadiri orang terdekat bila hendak akan berangkat haji mulai dari keluarga, sahabat, hingga tetangga di lingkungan rumah dirinya tinggal.
Wakil Ketua PWNU Jabar, Kh. Amin Baejuri Asnaf mengatakan, belum tentu punya jabatan bisa menunaikan berangkat ibadah haji. Persoalan jatahnya di tahun-tahun lainnya, nah hal itu tidak ada yang mustahil.
"Mudah-mudahan kita bisa diberikan milik rejeki untuk menunaikan ibadah haji," katanya, saat sambutannya, di halaman Qoha (produksi isi ulang air mineral), Kampung Warungkiara RT 3/9, Desa Sukamaju, Kecamatan Cianjur kota, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (27/5/2023).
Kh. Amin memaparkan, semoga keluarga besar H. Cahya bisa menunaikan ibadah haji dengan tenang, damai dan selamat sampai tujuan, dan sesuai dengan harapan.
"Ibadah haji di luar nalar manusia
Artinya tidak ada yang mengetahui," ujar Amin.
Dia menyampaikan, tidak ada yang bisa menolak dan harus yakin. Dan, umat Islam punya pondasi lima nilai dasar, salah satunya melaksanakan ibadah haji seperti saudara H. Cahya sekeluarga.
"Jadi mohon doakan supaya lancar dan jadi haji mabrur. Nah, karena, ibadah haji itu merupakan 1 Syawal 1444 H, wajib melengkapi rukun Islam yang kelima" tuturnya.
Rukun Islam yang kelima, Amin menyampaikan, diantaranya
mengucapkan dua kalimat syahadat,
sembahyang sholat wajib dikerjakan,
Ibadah puasa bila Ramadhan tiba, lalu
bagi yang kaya membayarkan zakatnya, kemudian bila datang panggilan tanah suci yaitu berangkat menunaikan tugas ibadah haji.
"Rukun Islam wajib diamalkan oleh setiap orang beragama Islam," ujarnya
Hal senada masih papar Amin, sehingga hal tersebut dapat dijadikan tanda atau tolak ukur keislaman seseorang. Rukun Islam sebagai dasar ilmu agama Islam, telah diajarkan semenjak dini agar umat muslim lebih memahami dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, rukun Islam merupakan landasan atau fondasi bagi umat Islam harus selalu diamalkan.
"Agar imannya senantiasa terjaga selama kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Jadi, ia menambahkan, walimatussafar itu berarti acara atau upacara diadakan oleh seseorang karena akan melalukan suatu perjalanan suci, menunaikan ibadah haji. Acara walimatus safar tidak pernah diadakan untuk perjalanan yang lain, selain perjalanan haji.
"Hal ini berarti walimatussafar berkaitan dengan naik haji," pungkasnya.
Terpisah, H. Cahya M Nuh Zarkasyi mengatakan, seperti diketahui, untuk keberangkatan jemaah haji 2023 gelombang pertama semakin dekat, berkenaan dengan ini, ada kebiasaan atau tradisi di kalangan masyarakat muslim Indonesia yang bernama walimatussafar haji.
"Tradisi ini biasanya dihadiri orang terdekat mulai dari keluarga, sahabat, dan tetangga sekitar rumah. Begitu kang," katanya.
Walimatussafar, H. Cahya memaparkan, bahkan istilah ini lebih dikenal sebagai selamatan atau syukuran bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah haji di kalangan masyarakat.
"Saya bersama keluarga menyatakan rasa syukur kepada Allah SWT, artinya alhamdulillah mampu menunaikan ibadah haji. Doanya dan mohon maaf bila ada kesalahan," ucapnya.
Ia memaparkan, berangkat minggu depan dan mohon doanya, mohon maaf, bila ada kata atau ucapan salah dan khilaf keluarga di sela aktivitas dalam kehidupan bersosial setiap hari di lingkungan tetangga.
"Donya berharap rangkaian ibadah haji selama di Makkah berangkat dan pulang selamat," ujar H. Cahya.
Terkahir, Bendahara PWNU Jawa Barat ini menambahkan, sekali lagi mohon maaf yang sebesar -besarnya atas nama keluarga, dan terima kasih telah hadir untuk datang di acara walimatussafar. Dan, bisa dikabul Allah SWT, haji mabrur yang tidak tercampuri kemaksiatan artinya ketaatan.
"Haji mabrur yang dijalankan dengan penuh ketaatan yang tidak tercampur dosa," tutupnya. (Red)
