Notification

×

Iklan

Iklan

Melawan Virus Covid-19, Inilah Curahan Hati Warga Cidaun Cianjur

7/31/2021 | 15:46 WIB Last Updated 2021-07-31T08:52:36Z
Adetya (46) warga Cidaun, Cianjur. (Foto: Desi Amelia Putri/ SignalCianjur)


SIGNALCIANJUR.COM- Adetya (46) warga Desa Kertajadi, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur,  mencurahkan hati bercerita bahwa selama ini ia sedang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman), karena diduga terpapar Covid19. 

Adetya mengakui, kronologi Covid-19 itu ada. Bahwa virus itu ganas yang menyerang lebih ke paru melalui syaraf, namun pada umumnya dia nginap dulu diantara hidung dan tenggorokan dekat ke otak.

"Nah, sehingga dirasakan saya adalah hidung tidak bisa menghirup bau dan wangi apapun serta batuk dan badan terasa linu dan lemas," akunya kepada SignalCianjur, Sabtu (31/7/2021).

Lantas ada timbul beban pikiran, tutur Adetya, down yang ada dibenak pikiran adalah takut dan takut ajal datang. Karena, pantaslah di luar sana penderita banyak meninggal bukan di rumah atau di jalan. akan tetapi banyak yang meninggal di rumah sakit (RS).

"Intinya karena mungkin segala dibatasi sedangkan bagi penderita sangat membutuhkan adanya support dari keluarga dan pengobatan serius," ungkapnya.

Adapun langkah dilakukan, masih ujar Adetya, adalah mengajak dan pesan bagi semua sahabat, keluarga, dan warga pada umumnya mari sama-sama lakukan melalui tahapan prokes dianjurkan pemerintah, hanya alangkah baiknya lakukan upaya selama isolasi mandiri di rumah dengan cara berusaha mencoba dan mencoba sebagian temuan.

"Baik dari google seputar penanganan darurat melalui terapi atau obat herbal bahan yang ada," bilangnya.

Adetya menambahkan " yang saya coba saat sakit dengan merebus sabun dengan air sehingga dihirup dari hidung dan dikuras dan di keluarkan  setiap saat yang diperlukan.

Dia mengungkapkan, alhamdulillah selama dua minggu melakukan hal tersebut sampai saat ini sudah dirasakan sehat. 

Adetya berharap, kepada pihak pemerintah setempat peduli akan warganya. Sehingga pantaslah untuk dibantu dan didorong akan kesemangatan hidupnya, karena selama sakit di masa PPKM Darurat benar-benar butuh biaya hidup.

"Artinya perlu perhatian serius dan kepedulian sosial mengimplementasikan Pancasila nomor dua," pungkasnya. (Mey)

×
Berita Terbaru Update