![]() |
Foto: Dokumentasi Jabar Digital Service |
SIGNALCIANJUR.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beberapa waktu lalu meluncurkan program 'Sapa Warga', di The Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, kota Bandung, Jumat (6/12/2019).
Sapa warga merupakan program peningkatan komunikasi masyarakat dengan pemerintah melalui aplikasi. Program ini juga merupakan upaya Jabar untuk mengejar label sebagai provinsi digital.
Orang nomor satu di Jawa Barat ini mengatakan, dalam ponsel itu terdapat aplikasi sebagai medium pelaporan atau usulan bisa disampaikan oleh RW ke Pemprov Jabar. Sebaliknya, program Pemprov Jabar pun bisa disosialisasikan melalui aplikasi tersebut.
"Ya, hari ini satu lompatan besar transpormasi digital Jawa Barat dilakukan, yaitu merilis super apps, namanya sapa warga yang hadir di puluhan ribu RW. Jadi ketua-ketua RW ini kita kasih pinjam pakai hp, smartphone, di dalamnya ada aplikasi sapa warga untuk memudahkan proses komunikasi," kata Kang Emil, sapaan akrabnya.
Selain itu, program sapa warga juga merupakan strategi untuk menangkal informasi hoaks. Nantinya, setiap pekan tim Jabar Saber Hoaks akan menyampaikan daftar informasi hoaks kepada para RW. Program ini juga untuk menampung aspirasi masyarakat via RW untuk dibawa ke Musrembang.
Hanya saja program Gubernur Jabar tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh seluruh desa yang ada di Jabar, seperti halnya Desa Sukawangi Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan hasil temuan awak media di lapangan, para Ketua RW yang ada di Desa Sukawangi tersebut, hanya mendapatkan bantuan kuota sekali saja, yakni pada saat penerimaan handphone (HP) ungkap salah satu ketua RW kepada awak media, Sabtu (26/6/21).
Menurut penuturan Ketua RW 04 Desa Sukawangi Abah Ayi, hanya menerima bantuan kuota satu kali saja semenjak program ini diluncurkan. Dirinya membeli kuota dengan uang pribadi.
Ia menambahkan (HP) itu diterima di kantor Desa Sukawangi dan diserahkan langsung oleh kades, hal ini juga terjadi di RW lain yaitu RW 05, Desa Sukawangi.
"Sebagai Ketua RW saya membutuhkan kuota tersebut untuk bisa berkomunikasi dengan pihak desa terkait permasalahan yang terjadi di wilayahnya, terutama untuk mengoperasikan aplikasi sapa warga," tutur Abah Uci, saat ditemui di kediamannya. Sabtu, (26/6/2021).
Terpisah, namun hal lain dengan Camat Warungkondang Sukmawati, saat dirinya di konfirmasi melalui aplikasi pesan singkat. Dia menjelaskan, bahwa pembagian smartphone untuk program sapa warga dari Pemprov Jabar sudah berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan petunjuk teknis dikeluarkan.
Hal ini terbukti pada tahun 2020, masih jelas Camat Warungkondang, ada sejumlah warga yang tersebar di sebelas desa Kecamatan Warungkondang mendapatkan bantuan Sembako dari Pemprov Jabar, dimana data warga tersebut diambil dari aplikasi sapa warga.
"Para Ketua RW di masing-masing desa setiap bulannya diberikan kuota Rp50.000 atau Rp600 ribu per tahun, dananya berasal dari bantuan Pemprov Jabar, diajukan oleh kades yang diketahui camat," tutup Sukmawati.
Sementara itu, terkait dengan permasalahan yang terjadi tim signalcianjur.com mencoba untuk mendatangi Kepala Desa (Kades) di kantornya. Tapi kades sedang berada di luar kota. Dan, saat dihubungi melalui pesan singkat dan telepon Kepala Desa (Kades) tidak mau memberikan jawaban.(*/EHW)