![]() |
| Bupati Wahyu terima audiensi dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Barat, bersama Ketua FKUB, dan Ketua FPK Cianjur. (Foto: Istimewa) |
SIGNALCIANJUR.COM- Perkuat kerukunan dan toleransi antar umat beragama serta sinergi dalam mewujudkan Cianjur sebagai kota menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kedamaian serta kebersamaan dalam keberagaman.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian, kepada publik, Minggu (12/10/2025) lalu.
"Ya! Diharapkan koordinasi dan kolaborasi terus terjalin," katanya.
Lebih dari itu menyampaikan untuk selalu berkoordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah dan berbagai elemen masyarakat dapat semakin solid.
"Menjaga iklim kehidupan harmonis, rukun dan damai di Cianjur," pinta Bupati Cianjur.
Hal sama diungkapkan dia, audiensi sebelumnya dengan juga menjadi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membahas potensi-potensi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Cianjur.
"Kita terus berupaya, meskipun berbagai tantangan yang perlu diatasi dalam mengembangkan ekonomi lokal," ujar Bupati Wahyu.
Ia menambahkan terusnya kerjasama ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Cianjur sebagai salah satu daerah maju dan sejahtera di Jawa Barat lintas sektoral.
Diketahui, sebelumnya Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian, menerima audiensi dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Barat, Hasbullah Fudail bersama Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), KH M Choirul Anam, dan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Cianjur, Dindin Khoerudin, di Ruang Rapat Bupati Cianjur, Jumat (9/10/25) lalu.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Cianjur KH M Choirul Anam mengatakan dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah untuk membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama.
"Demi terciptanya kerukunan dan kesejahteraan," katanya.
Tugasnya, dijelaskan dia, mendorong dialog antarumat beragama, menampung aspirasi masyarakat, memberikan rekomendasi kebijakan, serta menjadi mediator dalam penyelesaian konflik.
"Ya! Membangun kerukunan, dan mendorong dialog dan interaksi antar pemuka agama untuk menciptakan pemahaman dan toleransi," terang KH M Choirul Anam.
Masih disampaikan dia, menampung aspirasi dari organisasi masyarakat keagamaan dan masyarakat luas.
Kemudian, masih ujarnya, memberikan rekomendasi, menyalurkan aspirasi masyarakat dalam bentuk rekomendasi untuk menjadi bahan kebijakan pemerintah daerah.
"Nah! Juga menjadi mediator dalam penyelesaian konflik yang mungkin terjadi antar umat beragama," tandasnya. (Red/*)



