Notification

×

Iklan

Iklan

Alarm Keras, Poslogis Cianjur Sentil Soal DAK Fisik Anjlok 90,6 Persen

9/25/2025 | September 25, 2025 WIB Last Updated 2025-09-25T00:11:26Z

Ilustrasi alarm DAK fisik anjlok. (Foto: Istimewa)

SIGNALCIANJUR.COM- Politic Social and Local Government Studies (Poslogis) Cianjur sentil tajam soal anggaran 2026 menjadi catatan pahit, hal ini alarm keras Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik anjlok hingga 90,6 persen.

Direktur Politic Social and Local Government Studies (Poslogis) Cianjur, Asep Toha alias Kang Asto mengatakan 
berdasarkan surat resmi Kementerian Keuangan Nomor S-62/PK/2025, alokasi DAK fisik untuk Cianjur hanya tersisa Rp 13,47 miliar, itu pun terbatas pada sektor jalan.

"Bandingkan dengan tahun 2025 ketika Cianjur masih memperoleh sekitar Rp143,62 miliar lintas sektor," katanya melalui press release kepada wartawan, Kamis (25/9/2025).

Terjadi penurunan drastis sebesar 90,6 persen, ia juga menjelaskan hanya dalam satu tahun. Angka ini bukan sekadar statistik. 

"Ini jelas alarm keras bahwa tata kelola pembangunan daerah sedang menghadapi krisis serius," tegas Kang Asto.

Masih ujarnya, hilangnya DAK fisik di bidang kesehatan, pertanian, pariwisata, air minum, sanitasi, hingga pengelolaan sampah.

"Nah! Jelas bukan pertanda bahwa masalah-masalah itu sudah selesai di Cianjur," terang Kang Asto.

Justru sebaliknya, hal sama masih diungkapkan dia, ini sinyal bahwa Cianjur gagal meyakinkan pemerintah pusat tentang urgensi kebutuhannya. Penyebab diduga lemah kualitas dokumen perencanaan dan usulan dari perangkat daerah teknis, yang tidak selaras dengan prioritas nasional.

"Kinerja serapan dan pelaporan DAK tahun sebelumnya tidak optimal, sehingga menurunkan kepercayaan pusat," jelas Kang Asto.

Peran tenaga ahli bupati yang ternyata tidak memberi dampak signifikan. Padahal menurut Perbup Nomor 14 Tahun 2025, tenaga ahli berkewajiban memberi saran, rekomendasi, hingga telaahan ilmiah untuk memastikan kepentingan daerah.

"Sehingga biar sejalan dengan arah kebijakan nasional," ujar Direktur Poslogis Cianjur.

Faktanya, disampaikan Kang Asto, alokasi DAK fisik 2026 menunjukkan bahwa tenaga ahli tidak berfungsi sebagaimana mestinya, alih-alih menjadi motor analisis dan strategi, mereka lebih tampak sebagai bagian dari akomodasi politik. 

"Akibatnya, potensi ratusan miliar rupiah hilang begitu saja," katanya.

Direktur Poslogis Cianjur juga memaparkan situasi ini menuntut langkah tegas. Bupati Cianjur tidak boleh tinggal diam. Evaluasi menyeluruh terhadap perangkat daerah maupun tenaga ahli adalah keharusan. 

"Kenapa mereka tidak mampu melakukan kordinasi dengan pihak Kementrian terkait dan menjalankan amanah Peraturan Bupati (Perbup) 14 tahun 2025," terangnya.

Sisi lain, masih dipaparkan dia, DPRD Cianjur harus menggunakan fungsi pengawasannya. Pemanggilan terhadap Bupati, perangkat daerah, dan tenaga ahli perlu segera dilakukan untuk meminta penjelasan terbuka.

"Mengapa Cianjur bisa kehilangan DAK fisik hingga 90,6 persen," tanya Kang Asto.

Hal sama diungkapkan Kang Asto, masih ada sedikit ruang memperjuangkan tambahan alokasi pada tahap finalisasi APBN 2026. Namun tanpa ketegasan bupati, perubahan sistem kerja tenaga ahli, kualitas perencanaan diduga buruk, dan kepemimpinan visioner.

"Kecil kemungkinan hasilnya akan berbeda," imbuhnya.

Menurutnya, kegagalan ini bukan hanya persoalan administrasi, tetapi hilangnya kesempatan besar membiayai pembangunan rakyat di bidang kesehatan, pangan, sanitasi, dan pariwisata. 

"Jalan memang penting, tapi tidak bisa hanya berharap pada aspal sementara masalah stunting, kemiskinan, dan lingkungan terus menekan," ujar Kang Asto.

Poslogis Cianjur meminta agar semua pihak, bupati, DPRD, perangkat daerah, hingga tenaga ahli, segera berbenah. Jika tidak, Cianjur akan semakin tertinggal dari daerah lain.

"Kenapa? Pasalnya diduga kelalaian dalam perencanaan," tutup Direktur Politic Social and Local Government Studies (Poslogis) Cianjur. (Red/*)

×
Berita Terbaru Update