Notification

×

Iklan

Iklan

Program Rp 25 Juta Per RT Satu Tahun, Poslogis Cianjur: Pemberdayaan Warga Disulap Jadi Paket Proyek Kecil

8/19/2025 | Agustus 19, 2025 WIB Last Updated 2025-08-19T09:51:51Z
Kabupaten Cianjur. (Foto: SignalCianjur)

SIGNALCIANJUR.COM- Program Rembug Warga Wangun Desa (Waragad) di Kabupaten Cianjur dirancang untuk memberdayakan masyarakat desa melalui partisipasi warga.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Politic Social and Local Government Studies (Poslogis) Kabupaten Cianjur, Asep Toha (Asto), kepada awak media, Selasa (19/8/2025).

“Namun, pengelolaan oleh dinas membuat warga menjadi penerima pasif, menimbulkan kontradiksi dengan budaya gotong royong," katanya.

Lebih lanjut, menurutnya, berpotensi dimanfaatkan oleh pihak ketiga serta oknum tertentu. Program Waragad dengan alokasi Rp 25 juta per RT dimulai dari usulan warga, masuk Musrenbangdes, diolah Bappeda.

"Nah! Kemudian diteruskan ke dinas teknis terkait," ujar Asto.

Sampai tahap ini, perencanaan berjalan normal, usulan tercatat di RKPD, masuk APBD dan Dokumen Pelaksana Anggaran setiap dinas, tapi masalah muncul saat realisasi.

"Program atas usulan warga dilaksanakan oleh dinas, dan pekerjaan fisik ditunjuk langsung ke pihak ketiga karena nilainya di bawah Rp 400 juta," terang Asto.

Hal sama diungkapkan dia, publik mulai curiga: apakah program ini dimanfaatkan kelompok tertentu untuk mendapatkan proyek kecil tapi banyak?”

“Selain itu, transparansi rendah dan warga hanya menjadi penerima pasif," jelas Direktur Politic Social and Local Government Studies (Poslogis) Kabupaten Cianjur.

Alih-alih mandiri, diutarakan dia, warga bergantung pada aparatur dinas. Partisipasi terbatas karena minim sosialisasi dan kapasitas memahami program. Program Waragad bertabrakan dengan Program Gorol yang selama ini gencar dilakukan. 

"Gorol lebih nyata manfaatnya karena melibatkan warga langsung," ucap Asto.

Waragad yang top-down kurang selaras budaya gotong royong dan jelas tampak jelas tumpang tindih alokasi anggaran. Solusinya? Libatkan masyarakat sejak perencanaan, serahkan kepada masyarakat pelaksanaannya dan perketat pengawasan realisasinya.

"Tingkatkan sosialisasi dan pelatihan untuk warga dan petugas dinas," ujar Asto.

Ia menambahkan integrasikan Waragad dengan Gorol agar saling melengkapi, bukan bersaing. Dengan pendekatan partisipatif, transparan, akuntabel, dan berbasis budaya lokal, Waragad bisa benar-benar memberdayakan masyarakat.

“Jika ini dilakukan, Cianjur bisa menjadi contoh bagaimana program desa bukan hanya soal anggaran. Tapi soal kemandirian, partisipasi, dan budaya gotong royong yang nyata," tutup Asto. (Red/*)

×
Berita Terbaru Update
-->