Yayasan Nusantara Mandiri Hijau (Nusahima) gelar pelatihan assessment untuk penanganan dampak gempa bumi bagi relawan di Kabupaten Cianjur. (Foto: SIGNALCIANJUR) |
SIGNALCIANJUR.COM- Yayasan Nusantara Mandiri Hijau (Nusahima) gelar pelatihan assessment untuk penanganan dampak gempa bumi bagi relawan di Kabupaten Cianjur.
Seperti halnya, telah mempersiapkan relawan terampil melakukan assessment untuk perumusan dan strategi penanganan dampak gempa bumi, di Pondok Pesantren Al-Musyarafah, Ciwalen, Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat, Senin (12/12/2022) kemarin.
"Dilaksanakan sehari penuh, pelatihan diikuti 15 peserta terdiri relawan NU Cianjur 8 orang, santri Pondok Pesantren(Pontren) 2 orang, relawan NU Kota Bandung 1 orang dan relawan NU Magelang," kata Direktur Nusahima Yayah Ruchyati, Selasa (13/12/2022) siang.
Para peserta tersebut, ia mengatakan, merupakan para relawan kemanusiaan telah hadir di Cianjur sejak bencana gempa bumi terjadi di bulan lalu. Pelatihan dilakukan dengan dua metode, ceramah dan praktik lapangan.
"Pendataan dampak bencana selama ini dilakukan oleh banyak aktor dari berbagai instansi dan masyarakat," terang Yayah.
Masih ujarnya, perlu upaya integrasi data-data tersebut untuk meningkatan kualitas pelayanan masyarakat saat darurat bencana, terutama bagi kelompok rentan.
"Maka, pelatihan assessment untuk perumusan dan strategi penanganan dampak gempa bumi Cianjur penting buat para relawan, terutama yang berasal dari sini," tutup Direktur Nusahima.
Terpisah, Ketua LPBI NU Cianjur mengapresiasi Sidik Mulyadi mengapresiasi, karena relawan-relawan mendampingi warga selama masa tanggap darurat mendapatkan pengetahuan bisa diimplementasikan langsung setelah pelatihan.
"Karena alat digunakan pun sudah digenggam oleh para peserta sehari-harinya," jelasnya.
Ia menambahkan, kolaborasi antara Nusahima dengan lembaga pendidikan dalam melaksanakan pelatihan ini merupakan bagian dari sinergi kelompok pentahelix.
"Melakukan respon kemanusiaan tanggap bencana," tandas Sidik.
Diketahui, untuk pelatihan ini dipandu Didik S. Mulyono, praktisi kebencanaan dari Yogyakarta, pemaparan materi dilakukan dengan seksama diikuti para relawan. Kegiatan tersebut semakin menarik, saat praktik lapangan menggunakan aplikasi epicollect dari smartphone masing-masing peserta. (Red/*)