![]() |
| Pasca penertiban PKL Bomero, Cianjur. (Foto: Mul/JabarNews) |
SIGNALCIANJUR.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur diduga pandai dalam satu hal, maksudnya tahu cara mematahkan kaki masyarakatnya, lalu memberikan bantuan tongkat (kursi roda) lalu berkata, lihat.
Hal tersebut diungkapkan Sekum PC PMII CIANJUR Alief irfan, melalui press release kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).
"Nah! Kalau bukan karena pemerintah, kamu tak akan bisa berjalan," kayanya.
Kutipan tersebut, Alief menjelaskan merupakan sebuah metafora digunakan untuk mengkritik kebijakan atau tindakan pemerintah, yang dimana penggusuran Bomero dengan cara - cara yang sangat tidak lazim.
"Kami mengecam keras sebuah insiden buruk yang baru baru ini terjadi," keluhnya.
Alief juga menyampaikan dimana kawan kawan mahasiswa yang sedang melakukan pendampingan advokasi pergusuran Bomero, mendapatkan perlakuan dugaan kekerasaan atau tindakan represif oleh oknum Satpol-PP.
"Ya! Seharusnya tidak dilakukan," ujarnya.
Hal sama masih dikatakan Alief, selain para mahasiswa melakukan pendampingan ada juga beberapa korban luka dari para pedagang pasar Bomero, "Kekerasan" terhadap para pedagang Bomero yang diduga dilakukan okum Satpol-PP.
"Hal itu merupakan sebuah bentuk pengkhianatan, terhadap nilai kemanusiaan," katanya.
Sekum PC PMII Cianjur menambahkan para pedagang telah beberapa kali menyampaikan keberatan terhadap rencana relokasi kepada DPRD, hingga nota komisi maupun nota (fraksi DPRD) sama sekali tidak digubris oleh pihak pemerintah daerah, ini sebuah ancaman untuk masyarakat bukan hanya untuk para pedangan Bomero.
"Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka satu kata laaan," tutupnya.
Terpisah, Kepala Satpol PP dan Damkar Cianjur, Djoko Purnomo menyampaikan bahwa kegiatan penertiban sudah sesuai dengan ketentuan dari mulai SOP, kemudian prosedur peraturan termasuk juga tahapan sosialisasi SP1, SP2 dan SP3.
"Nah! Kita melaksanakan penertiban tentu berkat dukungan semua pihak walaupun tentu tidak sempurna," katanya saat dikonfirmasi awak media.
Masih ujarnya, meskipun ada gesekan dan perbedaan pendapat, semua berprinsip bahwa tidak mau ada kegiatan anarkis yang sifatnya mengorbankan kepentingan umum.
"Sehingga sekali lagi khusus untuk kegiatan seandainya ada masyarakat ada rekan-rekan baik mohon maaf dari mahasiswa dari masyarakat," terang Djoko.
Ia juga mengungkapkan bila ada merasa terganggu karena proses penertiban ada efek dari proses pertimbangan tersebut dirasa kurang berkenan mohon maaf, semata-mata pihaknya melaksanakan tugas.
"Kami tidak ada niatan untuk menganiaya siapapun," ujar Djoko.
Sambungnya, ini merupakan tugas yang perlu dilaksanakan karena tahapan terakhir dari sembilan tahapan sudah dilalui dari beberapa waktu yang lalu.
"Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak. Jadi harus tabayyun (berimbang) faktual di lapangan," pinta Djoko.
Kepala Satpol-PP Kabupaten Cianjur berharap ingin Cianjur lebih baik dan sepakat membuat lebih baik secara berkelanjutan dengan suasana tanpa anarkis.
"Kita berharap dan ke depan mudah-mudahan ke depan Cianjur dengan berbagai program dan kegiatannya bisa didorong," imbuhnya. (Red/*)




