Warga Muka, Cianjur, Jawa Barat yang menjadi dugaan korban dana bantuan hibah. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM - Lagi-lagi, warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat diduga menjadi korban penipuan yang modusnya oknum PT (perusahan) itu mengiming-imingi bantuan dana hibah untuk usaha seperti halnya pertanian dan UMKM lainnya, kini punya pinjaman di bank tertentu senilai Rp 45 juta.
Diketahui, berdasarkan informasi di lapangan sudah ramai viral menjadi perbincangan publik yang tertipu mayoritas emak-emak ada sekitar belasan orang warga Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.
Meri Andriani (39) warga Kampung Margahayu RT 3/21, mengaku merasa ditipu, awalnya percaya bilangnya itu dana hibah, kalau dikembalikan naik lagi pinjamannya kalau tidak ya gak apa-apa.
"Jadi kita tidak tahu. Nah! Pas ketahuan itu ada BI checking atau laporan riwayat kredit seseorang," keluhannya.
Lebih lanjut, Meri mengatakan diketahui hal itu ada yang datang ke rumah. Artinya, ada penagihan hutang atau pinjaman dari bank tertentu ke rumah. Padahal tidak pernah pinjam sebesar itu sampai puluhan juta, sudah koordinasi ke pihak PT (perusahaan) tapi tidak pernah ada solusi terbaik.
"Bahkan saya cek ke salah satu bank yang ada di Tasik. Dan, juga datang ke pihak perusahaan di Jakarta. Nah! Hal sama tidak ada solusi juga" akunya.
Masih ujarnya, bahkan pihak bank tidak mengetahui seakan tidak mau tahu masalah tersebut, tapi herannya kenapa bisa dicairkan, padahal biasa harus ada orang yang bersangkutan.
"Ya! Katanya pihak bank sekarang sudah zaman digital," ucapnya.
Hal sama diungkapkan dia, korban yang tertipu bantuan dana hibah tersebut ada sekitar 12 orang warga sini untuk sementara yang nanti mungkin bertambah akan dicek dulu untuk didata. Tentunya, sangat merasa risih kenapa ada pinjaman di bank tentu.
"Artinya yang tidak pernah kita pinjam Rp 45 juta di bank ada di Tasik lagi jauh. Nah! Ini kan Cianjur," tutur Meri.
Ia menyampaikan lebih detail, kenapa jauh di bank tertentu juga ada kalau emang mau pinjam. Pertanyaan warga kenapa kalau pencairan itu misalnya di bank A, tapi heran catatan punya hutang yang menagih beda lagi orangnya di bank lainnya.
"Pernah konfirmasi ke pihak oknum tersebut tapi gak mau bertanggung jawab. Kini nomor kontak (handphone) tidak aktif," bilang Meri.
Sambungnya, warga kini minta keadilan untuk dibersihkan dari BI checking. Bahkan, meminta langsung secara terang-terangan berharap meminta bantuan kenapa Gubernur Jabar Kang Dadi Mulyadi (KDM).
"Ya! Berharap kepada pak gubernur minta tolong untuk dibantu. Minimal bisa dibersihkan dari BI checking," pinta Meri, mewakili emak-emak warga Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur.
Ia menambahkan, kenapa jauh di salah satu bank tertentu, di Cianjur ada bila memang mau pinjam. Kalau pencairan itu di bank BRI, dan cair itu awalnya Rp 5 juta itu bisa diambil Rp 3,7 juta lebih. Nah! Rp 1 juta lagi itu dikasih ke orang yang survei berinisial MI, sampai di rekening koran penerimaan yang ditransfer tidak muncul.
"Pokoknya minta keadilan pemerintah bisa membantu menyelesaikan masalah ini. Pasalnya rakyat kecil harus bayar hutang yang gak pinjam," tutup Meri. (Red)