Aliansi Masyarakat Cianjur Menggugat ( AMCM) unras bersama warga korban terdampak gempa bumi geruduk Pendopo Pemkab Cianjur. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Membuktikan bahwa aksi unjuk rasa (Unras) Aliansi Masyarakat Cianjur Menggugat ( AMCM) bukan memperhambat pencairan untuk korban gempa dan pahami catat hal itu.
Hal tersebut diungkapkan koordinasi lapangan (Korlap) massa aksi AMCM Galih Widyaiswara, saat audensi memperjuangkan hak-hak warga terdampk korban gempa, di Pendopo Pemkab Cianjur, Kamis (9/3/2023).
"Kita datang bersama korban gempa Cianjur melampirkan data yang belum terakomodir," katanya.
Korban terdampak gempa, masih beber Galih, hingga saat ini ada yang belum terdata. Kemudian tenda-tenda di lapangan pada bocor, warga korban di di lapangan untuk ibadah semua terbawa angin. Dan, mereka tidak bisa beribadah.
"Banyak korban gempa yang di mana asalnya rusak berat menjadi ringan," ujar Galih.
Warga terdampk datang ke BPBD Kabupaten Cianjur, masih paparnya, lalu dialihkan menyarankan untuk ke Kimrumtan (DPKPP), dan setelah itu malah dipingpong kepada BPBD.
"Mereka sudah tidak diam pak? Apakah punya hari nurani atau tidak," tanya Galih.
Sampai saat ini belum jelas kepastian soal bantuan anggaran, lebih lanjut ia menuturkan, hak rumah. Bahkan di lapangan warga terdampak gempa banyak sakit, kemarin ada seorang nenek yang tertimpa puing-puing dan tidak diberikan pelayanan.
"Kemana hari nurani ini sudah tiga bulan pak," ujar Galih.
Ia menyampaikan, sejumlah dinas terkait harus bisa jemput bola dan membuktikan untuk memberikan kepastian kepada korban gempa, buat apa ada tim teknis, dan ada posko pengaduan setiap desa.
"Fakta sampai saat ini korban gempa merasa kebingungan. Meraka terdata atau tidak," tegas Galih.
Masih ujarnya, paling disayangkan korban gempa mengeluh kepada pihak desa mudah-mudahan ada milik rejekinya. Nah! Padahal para korban gempa punya hak harus punya kembali rumah, di depan saat ini bukti korban yang selama ini pihaknya AMCM perjuangkan.
"Kita bukan main-main unras ke sini tidak ada unsur politik," jelas Galih.
Terakhir, ia menambahkan, tapi minta percepatan kepada Pemerintah Daerah (Pemkab) Cianjur untuk memberikan pelayanan kesehatan, hak rumah serta lainnya soal kepedulian sosial dan kemanusiaan. Data dilampirkan ini minta dijawab atau per satu kepastian kepada korban gempa kapan dan hari apa mereka punya buku rekening
"Artinya kapan akan dicairkan," tutupnya.
Terpisah, Asisten Daerah (Asda) 1 Setda Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Arief Purnawan mengatakan, tindak lanjut dari sebuah pertanyaan. Kan begitu, sepakat hadir juga saat ini Kimrum (DPKPP), BPBD, dan dinas terkait lainnya.
"Nah! Hal ini semuanya untuk memfasilitasi," katanya.
Arief menjelaskan, ada suatu giveaway (sebuah strategi promosi) ditakdirkan hari ini, sehingga ada kepastian akan suatu pernyataan yang teman-teman lontarkan.
"Ketika berbicara data memang betul untuk Kecamatan Cugenang masuk tahap tiga. Dan, sampai saat ini transfer ke pihak BNPB ke BPBD lalu dialokasikan bank mandiri ini sampai belum pihak terima," katanya.
Dan, kapan waktunya pas hari masih ujar Arief, selamanya akan dikonfirmasikan. Artinya belum dapat kepastian kapan.
"Tapi ketika sudah ada akan secepatnya kita transfer ke teman-teman yang miliki," ujarnya.
Hari ini juga pihaknya minta, Arief menuturkan, data yang teman-teman bawanur untuk klarifikasi disesuaikan dengan pendataan yang ada di pihaknya.
"Gak akan saling salahkan lagi," ucapnya.
Maaf pihaknya tidak akan saling menyalahkan, lebih dari itu Arief menyampaikan, kolaborasi di sini akan pimpinan langsung dan lihat datanya, kemudian akan ditindaklanjuti.
"Jelasnya akan cek ke lapangan sehingga ada kepastian," paparnya.
Namun, Asisten Daerah (Asda) 1 Setda Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, jadwal ceking akan disampaikan ke teman-teman. Artinya untuk melihat ketika datang teman-teman gak ada, atau waktunya tidak ada sehingga sinergitas harus dibangun.
"Ya! Karena sering kali terjadi ketika tim datang yang punya rumah tidak ada. Nah! Itu jangan sampai terjadi," pungkasnya. (Red)