Al-Kautsar Tanggap Bencananya (ATB) Cipaku, Warungkondang, Cianjur gelar trauma healing. (Foto: SIGNALCIANJUR) |
SIGNALCIANJUR.COM- Soal 'Trauma Healing' pasca bencana gempa bumi bukan hanya sekedar kumpul, bernyanyi (tepuk tangan) lalu dikasih makan dan bubar alias pulang begitu saja.
Hal tersebut diungkapkan Koordinator Layanan Dampingan Psikososial (LDP) dari Posko Al-Kautsar Tanggap Bencananya (ATB) Deni WJ, saat dikonfirmasi langsung di Pondok Pesantren (Pontren), Cipaku, Kecamatan Warungkondang, Sabtu (17/12/2022).
"Nah! Tapi lebih kepada edukasi kebersamaan sesuai dengan tagline hari ini digelar," katanya.
Diketahui, pelaksanaan trauma healing tersebut Al-Kautsar Tanggap Bencana (ATB) menggandeng beberapa komunitas dan relawan Cianjur dan luar daerah juga.
"Jadi kita ada yang bersifat rutinitas mengumpulkan anak-anak. Tapi kalau yang rutinitas yaitu teman-teman menyebar ke berbagai posko untuk menemani bermain," ujar Deni.
Jadi tidak hanya pengkondisian, masih ujarnya, satu titik di sini dan tidak dalam bentuk massal. Tapi benar-benar melayani hak anak untuk bermain, dan bermainnya juga tidak sembarangan mainan gitu tidak hanya berkumpul tepuk tangan atau nyanyi-nyanyi.
"Tapi lebih ke bagaimana tubuhnya bisa bergerak menggunakan fisiknya akrab dengan permainan tradisional dahulu (main pecle, kelereng, main sapintrong dan lainnya)," terang Deni.
Lebih lanjut ia menuturkan, karena anak-anak mengetahui seni bermain masing-masing kesenangan (hobi) yang bisa mengelompokkan. Dan, ATB juga kolaborasi dengan Madrasah atau dengan Pondok Pesantren (Pontren) yang lain. Bahkan SDN gitu, artinya diberitahukan gurunya bahwa akan ada kegiatan saat ini.
"Jadi tema hari ini sekarang kita punya tematik melalui kebersamaan," ucap Koordinator Layanan Dampingan Psikososial (LDP) dari Posko Al-Kautsar Tanggap Bencananya (ATB) Deni WJ.
Ia memaparkan, secara umum mungkin traumatik ini agak sempit maknanya. Jadi hanya sebatas ngumpulin anak-anak yang nyanyi-nyanyi, kasih nasehat lalu dibagi makanan habis itu bubar.
"Kita sedikit mengevaluasi jangan sampai anak-anak terjebak terlalu kencang itu modelnya bukan berkumpul saja," terang Deni.
![]() |
Koordinator Layanan Dampingan Psikososial (LDP) dari Posko Al-Kautsar Tanggap Bencananya (ATB) Deni WJ. (Foto: SignalCianjur) |
Ia menambahkan, menghindari itu semua. Makanya tadi pola tadi makan-makan bareng cuman polanya bagaimana berbagi gitu jadi kelompok yang satu ngambil makanan di bagian kelompok yang lain dan tidak makanan satu makanan untuk sendiri.
"Tapi makannya bareng-bareng jadi satu warna sesuai tema kebersamaan," tutup Deni. (Red)