![]() |
Anak yatim-piatu Yayasan Ghafururrahim. (Foto: Istimewa) |
SIGNALCIANJUR.COM- Yayasan Ghafururrahim Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, menggelar syukuran doa bersama, soal permasalahan gugatan tanah dan bangunan selama ini telah selesai.
"Intinya penyelamatan anak-anak yatim. Dan, ini rasa syukur kita bersama," kata ustadz Arifin selaku pengemban amanat anak asuh dan Yayasan Ghafururrahim, kepada insan media, Kamis (18/11/2021).
Acara syukuran tersebut mengundang diantaranya Ketua RT/RW, Kepala Desa (Kades) Cibadak, Kecamatan Sukaresmi, Polsek, Koramil, pihak kecamatan, karang taruna, dan warga setempat lainnya.
Ketua Yayasan Ghafururrahim ini mengatakan, momen perkenalan dengan warga setempat melalui syukuran atas menyelamatkan atau penyelamatan anak yatim piatu dan dhuafa dari suasana tempat yang mereka rasakan sebelumnya tertekan, intimidasi, teror dengan cacian makian.
"Ya, bahkan ada yang ditempeleng. Begitu kondisi situasinya," katanya.
Ustadz Arifin mengungkapkan, saat ini tempat sudah sewa. Istilahnya rasa syukur berdzikir, doa bersama. Tapi yang sangat disayangkan memang tidak semuanya hadir, mungkin karena kesibukan dan hujan.
"Intinya kita punya etika yaitu bersilaturahim memperkenalkan diri kepada warga sini. Karena, masih sewa ada sopan santun istilahnya," akunya.
Sebelumnya syukuran dan doa bersama, ustadz Arifin menjelaskan, kronologis singkat peristiwa. Bahwa anak-anak di sini butuh perhatian, kasih sayang orang tua itu sudah tidak ada.
"Maka itu perlu diberitahukan bahwa Yayasan Ghafururrahim saat ini diteruskan oleh saya amanat dari keluarga ibu Ida (almarhum)," ujarnya.
Dia menambahkan, mungkin yang tersisa permasalahannya adalah ketika gugatan tanah itu sudah dicabut. Itu harusnya itu kan AS dan DI itu keluar dari yayasan. Tapi, entah mereka masih berdiam diri, dan itu sudah pelanggaran hukum. Kemudian, perubahan yayasan tanpa sepengetahuan pengurus dan anak kandung daripada ibu Ida (almarhum).
"Ya, mungkin dua masalah yang tersisa itu saja. Berharap semua bisa cepat selesai dan Allah SWT mendengar doa kita bersama," tutup ustadz Arifin.
Terpisah, Pembina Yayasan Ghafururrahim ustadz Azis mengungkapkan, syukuran itu harusnya dari pihak lawan.
"Kami yayasan dari insiden tempo hari jadi bingung dengan respon pemerintah," katanya, saat dikonfirmasi langsung awak media, sore.
Dia menuturkan, dengan nasib anak-anak. Padahal awal sudah melayangkan perlindungan anak ke aparat dan pemerintah daerah.
"Nah, alhasil jadi ngeblunder. Izinlah, inilah dan itulah. Padahal kami berdiri sudah dari tahun 1992," keluh Azis.
Dia menambahkan, hanya karena daftar dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cianjur sudah habis. Dan, semua insiden berpihak ke lawan. Nah, sedangkan lawan tanpa legalitas yang belum jelas.
"Kami sementara inj berdiam diri sambil proses sidang pak," tutupnya singkat. (Red)