 |
| Petani warga Gombong RT 2/9, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur kota, Kabupaten Cianjur di masa pandemi Covid-19 memiliki program unggulan Hydroponic Rumah Antusiasme (HRA). (Foto: Rahmat Nugraha/SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Petani warga Kampung Gombong, RT 2/9, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur kota, Kabupaten Cianjur di masa pandemi Covid-19 memiliki program unggulan Hydroponic Rumah Antusiasme (HRA).
Harnengsih (35) warga Gombong, Limbangansari mengatakan, HRA itu didirikan tahun 2019, digagas dirinya sendiri bersama suami
Semua ini, terangnya, jawaban untuk tantangan kemandirian pangan di tengah keterbatasan lahan. Dan, sebagai sumbangsih dalam rangka membantu pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan.
"Ya, baik lokal maupun nasional," kata Nengsih panggilan akrab di lingkungan warga, kepada SignalCianjur.com, Kamis (30/9/2021).
Dia menuturkan, sesuai dengan permentan mengenai percepatan keanekaragaman pangan berbasis potensi lokal tahun 2009. Maka, hydropnics rumah antuasiasme melakukan beberapa rangkaian kegiatan diantaranya pembinaan para petani hydrooponik pemula, sedekah sayuran ke pondok pesantren (Pontren).
"Nah, juga pelatihan rutin secara berkala bagi hidroponiker telah bermitra dengan HRA," ujar Nengsih.
Lebih lanjut dia mengungkapkan. Kenapa hidroponik? karena buntut dari dampak pembangunan dari kebijakan pemerintah, perihal pembangunan.
"Maka saat ini banyak sekali lahan pertanian beralih fungsi menjadi infrastruktur," jelas Nengsih.
Maka dari itu, ia menyampaikan, sedikit sekali ketersedian lahan bisa dimanfaatkan untuk bertani. Karena hal ini diperparah dengan kepemilikan lahan pada umumnya hanya dikuasai oleh segelintir pihak.
"Lebih banyak petani penggarap daripada petani pemilik," aku Nengsih.
Adapun hidroponik sendiri adalah system pertanian tidak menggunakan tanah dan bisa dilakukan dimana saja.
Seperti memanfaatkan luas pekarangan rumah, dan atap rumah tanpa memerlukan lahan yang banyak serta luas.
"Keunggulan bertani system hydroponics adalah hemat lahan, efisien dalam penggunanaan air karena tidak perlu disiram," tutup Nengsih.
Sementara itu, Yuz (30) mengatakan, itu lebih bersih. Karena tidak ditanam di tanah, dan lebih sehat bebas pestisida dan minim sekali gangguan hama. Kemudian, menjadi target dari HRA adalah mengajak masyarakat untuk mandiri dalam upaya pemenuhan kebutuhan sayuran, merangkul para petani kecil hidroponik dan mengisi waktu luang kegiatan positif.
Yuz menuturkan, apalagi di tengah pandemi Covid-19. d
Dan, mengkoordinir petani telah mampu produktif menghasilkan sayuran untuk dijual. Sehingga bisa membantu pemasukan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Alhamdulillah, saat ini kebanjiran permintaan orderan sayuran hidroponik untuk mengisi outlet di supermarket. Seperti Yogya, Griya dan Yansen," bilang Yuz.
Saat ini, terakhir dia menambahkan, hydroponics rumah antusiasme telah tergabung dalam Komunitas Petani Hidroponik Cianjur (KPHC) dengan beberapa mitra lainnya. Seperti Juanda Farm, Raka Farm, Bore Farm, RF Farm, Kebun Akinini dan lain.
"Sama-sama mempunyai orientasi mengangkat harkat dan derajat bagi kaum petani. Selain itu menegaskan jati diri eksistensi bangsa sebagai negara agraria," tandas Yuz. (Raha)
