Jajaran pengurus AP2C saat rapat dan evaluasim (Foto: Istimewa) |
SIGNALCIANJUR.COM- Musim kemarau saat ini masyarakat Kabupaten Cianjur banyak terdampak kekeringan dan mengandalkan air dari PDAM.
Hal tersebut disampaikan Ketua Aliansi Pergerakan Peduli Cianjur (AP2C) Usep, kepada awak media, Sabtu (7/10/2023) siang.
"Alih-alih membantu masyarakat dan melayani masyarakat," sebutnya.
Masih ujar Usep, justru air PDAM sering mati tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada pelanggan.
"Saya secara langsung investigasi ke lapangan," akunya.
Lebih lanjut ia mengatakan, betul air PDAM jarang keluar, terus saat air mati pun tidak ada pemberitahuan sebelumnya kepada pelanggan, total dari semua kecamatan pelanggan PDAM. Dan, mengambil sample tiga kecamatan, yaitu Cianjur, Cibeber dan Kecamatan Karangtengah.
"Kami datang secara langsung investigasi ke lapangan agar mengetahui permasalahan berkembang di masyarakat," ujar Usep.
Selain itu, pihaknya menyayangkan hal itu terjadi karena dirasa penyertaan modal dengan metode ekuitas untuk PDAM Cianjur ini diduga mencapai ratusan miliar.
Masih utarakan Kang Usep, dari tahun 2018, lalu 2019, kemudian 2020, dan 2021 sesuai dengan LHP BKP RI Total penyertaan modal senilai diantaranya tahun 2018 sebesar Rp136.198.931.483,00, tahun 2019 sebesar Rp116.673.076.081,00, lalu tahun 2020 sebesar Rp125.069.286.539,00, tahun 2021 sebesar Rp135.776.737.546,00.
"Nah! Itu bersumber dari LHP BPK RI Kabupaten Cianjur tahun 2018, 2019, 2020, dan 2021," terang dan tutup Usep.
Terpisah, namun sayangnya saat dikonfirmasi langsung melalui via WhatsApp, pihak PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur masih belum merespon atau memberikan penjelasan secara detail soal permasalahan-permasalahan yang ditudingkan oleh pihak AP2C mewakili masyarakat (pelanggan) selama ini. (Red)