Notification

×

Iklan

Iklan

Kurangi Ketergantungan Impor LPG Melalui Bantuan Rice Cooker Berbasis Listrik

10/15/2023 | 16:38 WIB Last Updated 2023-10-15T09:47:26Z
Dosen UNTAG Banyuwangi Andhika Wahyudiono. (Foto: Istimewa)

Oleh: Andhika Wahyudiono

PEMERINTAH - Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), akan memberikan bantuan berupa 500 ribu unit rice cooker atau alat memasak berbasis listrik (AML) kepada masyarakat tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi impor LPG dan meningkatkan konsumsi listrik per kapita. Program bantuan ini juga akan memberikan insentif kepada rumah tangga yang memenuhi kriteria tertentu.

AML akan diberikan secara gratis kepada pelanggan PLN atau PLN Batam berdaya 450-1,300 VA yang berdomisili di daerah tersedia listrik 24 jam dan belum memiliki AML. Alat memasak berbasis listrik ini akan dirancang untuk minimum memasak nasi, menghangatkan dan mengukus dengan kapasitas yang dapat menampung hingga 1,8 hingga 2,2 liter. Program bantuan AML ini merupakan hibah dari pemerintah dan akan disematkan stiker yang bertuliskan 'Hibah Kementerian ESDM' dan 'Tidak untuk diperjualbelikan'.

Ditjen Ketenagalistrikan selaku pelaksana program saat ini tengah menyiapkan data calon penerima AML berdasarkan usulan dari kepala desa atau pejabat setingkat. Setelah itu, dilakukan verifikasi oleh pihak PLN dan PLN Batam sebelum dilakukan pengadaan dan distribusi kepada masyarakat.

Tujuan dari program bantuan AML ini tidak hanya untuk meningkatkan penggunaan listrik per kapita namun juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya LPG. Saat ini, Indonesia masih mengimpor sekitar 70-80% dari kebutuhan LPG sehingga program bantuan AML ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG.

Selain itu, program bantuan AML juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Dengan menggunakan AML sebagai alat memasak, masyarakat dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan LPG dan BBM. Selain itu, AML sebagai alat memasak berbasis listrik juga lebih hemat energi dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan BBM.

Namun, terdapat beberapa kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program bantuan AML ini. Salah satunya adalah masalah ketersediaan daya listrik yang masih terbatas di beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu, adanya kemungkinan terjadi penyalahgunaan program bantuan ini, seperti adanya penerima yang menggunakan AML yang diberikan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Oleh karena itu, pihak pemerintah perlu memastikan bahwa program bantuan AML ini dilaksanakan dengan transparan dan akuntabel. Selain itu, penanganan masalah ketersediaan daya listrik juga perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa program bantuan ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program bantuan AML sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan listrik dan mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG. Program ini secara keseluruhan dianggap sebagai langkah yang positif dan strategis ditengah-tengah krisis energi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Dalam program ini, pemerintah memberikan bantuan berupa alat pemanas air listrik (APAL) dan kompor induksi kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah dalam wilayah tertentu.

Melalui program ini, pemerintah Indonesia berharap bisa meningkatkan penggunaan listrik serta mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG yang tinggi. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi dampak lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Diharapkan program ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai bentuk strategi baru dalam memperbaiki krisis energi di Indonesia, program bantuan AML memiliki potensi besar untuk menciptakan efisiensi energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Bantuan dari pemerintah ini akan mempermudah akses masyarakat yang belum bisa menggunakan peralatan listrik modern karena keterbatasan ekonomi. Berdasarkan data yang dirilis oleh pemerintah, saat ini hanya 60% dari seluruh rumah tangga di Indonesia yang mengakses listrik dan menggunakan sistem pemanas air tradisional yang lebih boros dan tidak ramah lingkungan. 

Program ini diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi masyarakat terutama di wilayah-wilayah yang belum terjangkau akses listrik dan menggunakan energi yang bersih. Selain itu, masyarakat juga akan lebih mudah menikmati manfaat dari sumber energi lokal yang potensial, seperti tenaga matahari.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, masyarakat diharapkan bisa memperhatikan dan menghargai alat bantu dari pemerintah ini dengan merawat dan memaksimalkan penggunaannya. Pemerintah juga harus memperhatikan aspek lain yang berkaitan dengan program ini seperti pemberian pelatihan kepada masyarakat tentang penggunaan dan perawatan peralatan listrik, serta memberikan bantuan pembiayaan kepada masyarakat yang ingin menggunakan sistem listrik dengan kapasitas yang lebih besar.

Kita semua dapat membantu program bantuan AML ini sukses dengan tidak hanya memasang peralatan listrik-bertenaga surya dan kompor induksi baru, tetapi juga dengan memperhatikan penggunaannya agar dapat efisien dan tidak boros energi. Selain itu, penting juga bagi kita untuk belajar dan memahami keunggulan dan potensi energi terbarukan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Akhirnya, program bantuan AML merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan penggunaan listrik dan kemandirian energi di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia. Semoga dengan adanya program bantuan AML ini, Indonesia dapat menjadi lebih unggul dan maju di bidang energi. (Red/*)


×
Berita Terbaru Update