Mahasiswa tergabung dalam Patanjala Institute demonstrasi di depan kantor DPPPH Cianjur. (Foto: SignalCianjur) |
SIGNALCIANJUR.COM- Mahasiswa tergabung dalam Patanjala Institute geruduk aksi demonstrasi di depan kantor Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura (DPPPH) Kabupaten Cianjur soroti soal dana program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang diduga dipotong oknum, Jumat (23/5/2025).
Presidium Patanjala Institute, M Ihsan mengatakan P2L sumber anggaran dari Dana Alokasi Khusus NonFisik 2024 ( DAK-NonFisik), berperan penting dalam mendukung program pemerintah dalam penanganan rawan pangan, stunting, dan daerah rentan rawan pangan.
"Program ini melibatkan kelompok masyarakat atau kelompok tani yang secara bersama-sama mengelola lahan pekarangan untuk menghasilkan pangan secara berkelanjutan," katanya melalui keterangan tertulisnya kepada awak media, pagi.
Masih dijelaskan Ihsan, program tersebut inisiatif bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan di tingkat rumah tangga.
"Artinya melalui pemanfaatan lahan pekarangan secara berkelanjutan," ujarnya.
Hasil advokasi dan kajian ke lapangan, Ihsan menyampaikan terkait program P2L di Cianjur ada 10 kelompok tani di berbagai kecamatan seperti Cipanas, Karangtengah, Pagelaran dan yang lainya, itu masing - masing mendapatkan bantuan sebesar Rp 65.000.000.
"Namun ketika kami observasi ke salah satu penerima manfaat adanya dugaan pemotongan oleh dinas terkait sebesar Rp 15.000.000," ungkap mewakili masyarakat.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan dalih untuk operasional, tapi ketika melihat juklak juknis Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Republik Indonesia nomor 2 tahun 2024 tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus non fisik dana ketahanan pangan dan pertanian tahun anggaran 2024.
"Nah! Itu untuk kos operasional sudah dipisahkan," ujar koordinator lapangan (Korlap) aksi Patanjala Institute.
Hal tersebut menjadi tanda tanya besar oleh mahasiswa yang mewakili masyarakat (petani) untuk apa sebenarnya uang tersebut.
Tambahnya Selain dari pada itu juga ada beberpa kecamatan/desa yang kami duga tidak layak mendapatkan bantuan P2L ini mengingat bahwa bantuan P2L salah satunya untuk rawan pangan dan stanting seperti hasil kajian kami dengan landasan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Cianjur 2024.
Selain daripada itu, Ihsan juga mengungkap juga dalam peraturan menteri pertanian nomor 2 tahun 2024 DAK-NonFisik Dinas Pertanian Cianjur mencapai kurang lebih Rp. 1.561.725.000 anggaran cukup besar.
"Kami ingin mengetahui transparansi DAK-nonFisik tahun 2024 tersebut kemana saja larinya," tegasnya.
Ia menambahkan akan melakukan aksi jilid 2 ke kantor DPRD Cianjur mengenai beberapa dugaan dan isu di tubuh Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura (DPPPH) Kabupaten Cianjur.
"Sambil melaporkan barang bukti yang kami punya kepada aparat penegak hukum (APH)," tutup Ihsan.
Terpisah, Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Dede menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui apa isi surat (tuntutan), dan saat ini mendadak ada unjuk rasa (Unras) dari massa aksi mahasiswa.
"Jujur baru tahu tadi pagi juga," ucapnya.
Lebih lanjut Dede menyampaikan artinya mengenai tuntutan apa, nah yang jelas soal program P2L sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
"Dana yang mengelola itu kelompok tani," ujarnya.
Masih dijelaskan Dede, per kelompok tani itu anggaran sekitar Rp 50 juta yang terbagi dalam dua tahap pencairan.
"Itu 70 persen tahap pertama dan 30 persen tahap kedua," jelasnya.
Bahkan, disampaikan Dede, langsung realisasikan rekening kelompok tani setelah proses administrasi selesai sampai BKAD. Dan, untuk petunjuk apa saja anggaran tersebut ada di dalam Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK).
"Nah! Dibuat juga oleh kelompok," imbuhnya.
Kemudian, masih diungkapkan Dede, untuk pencarian selanjutnya 30 persen setelah selesai kegiatan baik itu administrasi non-fisik yang 70 persen laporan di kedinasannya.
"Kita verifikasi lagi. Lalu baru keluarkan lagi rekomendasi pencairan tahap kedua," terangnya.
Terakhir, ditanya massa aksi tidak diterima merasa kecewa, Dede menyampaikan sebetulnya sudah beberapa kali datang untuk mempertanyakan program P2L tersebut.
"Kita jelaskan sesuai informasi secara global saja. Artinya tidak detail karena itu tugas auditor," tandasnya. (Red/*)