 |
| Bupati Cianjur Herman Suherman bersama Kadis PUPR Cianjur Eri. (Foto: Istimewa) |
SIGNALCIANJUR.COM- Satu pekan terakhir bencana alam terjadi di tujuh kecamatan di Cianjur. Maka itu, diperlukan penanganan bersama termasuk memberikan bantuan untuk warga yang terdampak.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Cianjur Herman Suherman, kepada insan media, Senin (1/10/2022).
"Menginstruksikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) melakukan penanganan bersama bencana terjadi di tujuh kecamatan," pintanya.
Herman mengatakan, mendapat laporan selama sepekan terakhir, enam kecamatan di wilayah selatan Cianjur, ditimpa bencana alam mulai dari banjir, longsor, pergerakan tanah dan banjir.
"Sehingga penanganan harus dilakukan keroyokan semua dinas dan OPD," ujarnya.
Bupati Cianjur ini pesan, kepada dinas terkait seperti BPBD, PUTR, Perkimtan dan Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur, untuk melakukan pendataan dan penanganan cepat, serta mengirim bantuan guna meringankan beban warga korban bencana alam.
"Termasuk segera membangun jembatan darurat yang putus akibat terbawa arus," tegasnya.
Hal sama masih papar Herman, bahwa pihaknya mencatat tujuh kecamatan yang dilanda bencana banjir dan longsor seperti Kecamatan Cibinong, Cijati, Leles, Kadupandak, Sindangbarang dan Agrabinta dan Kecamatan Cikalongkulon.
"Sekitar 11 titik bencana alam tersebar di tujuh kecamatan," terangnya.
Bupati Cianjur menyambungkan, soal rumah yang sempat terendam banjir mencapai 500 unit lebih dan ribuan terancam, sedangkan longsor menyebabkan puluhan rumah rusak mulai dari ringan, sedang hingga berat.
"Bahkan longsor juga menyebabkan jembatan putus dan jalur utama penghubung antar kecamatan sempat terputus sementara," imbuhnya.
Masih ujarnya, sekitar ribuan Relawan Tangguh Bencana (Retana) disiagakan untuk melakukan pengawasan dan segera mengevakuasi warga, ketika melihat tanda alam akan terjadi.
"Nah! Terutama ketika hujan turun dengan intensitas lebih dari dua jam," ujarnya.
Terakhir, Bupati Cianjur menambahkan, untuk upaya penanganan cepat dan antisipasi maksimal tidak sampai ada korban jiwa. Dan, seluruh relawan di masing-masing kecamatan disiagakan dan waspada.
"Sehingga saat melihat bencana alam dapat langsung melakukan evakuasi. Artinya mengungsikan warga," tutup Herman. (Red)
